- Tabuik (Sumatera Barat)
Upacara yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi, berdasarkan kepercayaan umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang khas dari daerah tersebut. Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk peringatan atas kematian anak Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perang di zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari Asura setiap tanggal 10 Muharram tahun Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya waktu penyelenggaraan upacara ini, masyarakat akan bergotong royong untuk membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu di arak menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40 orang. Di belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional mengiringi, bersamaan dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua tabuik itupun dilarung ke laut. - Dugderan (Jawa Tengah)
Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan. Tapi, karena hanya diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara Dugderan ini pun jadi semacam upacara tradisional. Kata “dugderan” sendiri berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan meriam bambu yang memang identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan tepat sehari sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi hingga sore hari menjelang senja. Dalam upacara tradisional Indonesia ini, masyarakat menggelar “warak ngendok”, atau mengarak binatang jadi-jadian yang bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik emas. Binatang rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu, juga digelar pasar rakyat, atraksi drumband, pawai pakaian adat tradisional nusantara, hingga penampailan berbagai kesenian khas Kota Semarang, yang digelar selama sepekan sebelumnya. - Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali. Untuk melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga dari jenazah tersebut akan membuat “bade dan lembu” untuk tempat jenazah yang akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan model yang sangat megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian, jenazah pun di arak, dan terakhir dibakar bersamaan dengan tempat tersebut, dalam sebuah ritual khusyuk. - Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)
Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Keluarga dari orang yang meninggal akan menggelar upacara ini sebagai tanda penghormatan terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang terletak di tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa sebuah boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan, upacara Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, akan diawali dengan parade kerbau, mulai dari jenis kerbau jantan, kerbau albino, hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-bercak hitam di punggungnya. Setelah adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi pemotongan kerbau khas adat Toraja, yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi tersbeut, kerbau harus langsung mati dengan sekali tebas. - Pasola (Nusa Tenggara Barat)
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan “perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan digelar untuk menni akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa berhasil.ni akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa berhasil - sumber : http://pusakapusaka.com/5-upacara-tradisional-indonesia-yang-unik-dan-khas.html
Home » Adat » Asal Usul » 9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
Administrator
1 Comment
Adat, Asal Usul
Kamis, 27 Agustus 2015
Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di
seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti
selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa
juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti
suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis
tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya.
Upacara Adat Jawa
Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh
kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun
kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai
leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara
adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja
upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Upacara Kenduren
Upacara adat Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara
ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang
dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan
Jawa di abad ke 16 Masehi membuat upacara ini mengalami perubahan
besar, selain doa hindu/budha yang awalnya digunakan diganti ke dalam
doa Islam, sesaji dan persembahan juga menjadi tidak lagi dipergunakan
dalam upacara ini.
Upacara Adat Jawa
Berdasarkan tujuannya, upacara adat Jawa yang satu ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang diantaranya:
Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang digelar pada
hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk memanjatkan
doa panjang umur secara bersama-sama.
Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan untuk
menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual
nyekar atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar pada tanggal
21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau
Nujulul Quran.
Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1 Syawal atau saat
hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah leluhur ke
tempat peristirahatannya.
Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika suatu keluarga
Jawa memiliki hajat atau tujuan, misal ketika hendak berkirim doa pada
arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar setiap
tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga dikenal Upacara Grebeg. Upacara
ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1
Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas). Upacara ini
digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap karunia dan berkah
Tuhan.
3. Upacara Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa yang digelar dalam kurun tujuh hari
sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berdasarkan asal
usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara tersebut berasal dari
istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua perangkat gamelan
sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan gamelan Kyai
Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara Ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan
untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib
buruk, dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara
ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak
berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus
dapat segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Adat Jawa
5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang
sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara
adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, siraman, upacara ngerik,
midodareni, srah-srahan atau peningsetan, nyantri, upacara panggih atau
temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi, ritual kacar kucur
atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul, upacara
sungkeman dan lain sebagainya.
Upacara Adat Jawa
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Adat » Asal Usul » 9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
Administrator
1 Comment
Adat, Asal Usul
Kamis, 27 Agustus 2015
Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di
seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti
selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa
juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti
suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis
tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya.
Upacara Adat Jawa
Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh
kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun
kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai
leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara
adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja
upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Upacara Kenduren
Upacara adat Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara
ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang
dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan
Jawa di abad ke 16 Masehi membuat upacara ini mengalami perubahan
besar, selain doa hindu/budha yang awalnya digunakan diganti ke dalam
doa Islam, sesaji dan persembahan juga menjadi tidak lagi dipergunakan
dalam upacara ini.
Upacara Adat Jawa
Berdasarkan tujuannya, upacara adat Jawa yang satu ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang diantaranya:
Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang digelar pada
hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk memanjatkan
doa panjang umur secara bersama-sama.
Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan untuk
menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual
nyekar atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar pada tanggal
21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau
Nujulul Quran.
Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1 Syawal atau saat
hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah leluhur ke
tempat peristirahatannya.
Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika suatu keluarga
Jawa memiliki hajat atau tujuan, misal ketika hendak berkirim doa pada
arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar setiap
tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga dikenal Upacara Grebeg. Upacara
ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1
Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas). Upacara ini
digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap karunia dan berkah
Tuhan.
3. Upacara Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa yang digelar dalam kurun tujuh hari
sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berdasarkan asal
usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara tersebut berasal dari
istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua perangkat gamelan
sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan gamelan Kyai
Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara Ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan
untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib
buruk, dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara
ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak
berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus
dapat segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Adat Jawa
5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang
sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara
adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, siraman, upacara ngerik,
midodareni, srah-srahan atau peningsetan, nyantri, upacara panggih atau
temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi, ritual kacar kucur
atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul, upacara
sungkeman dan lain sebagainya.
Upacara Adat Jawa
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Adat » Asal Usul » 9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
Administrator
1 Comment
Adat, Asal Usul
Kamis, 27 Agustus 2015
Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di
seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti
selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa
juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti
suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis
tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya.
Upacara Adat Jawa
Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh
kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun
kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai
leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara
adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja
upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Upacara Kenduren
Upacara adat Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara
ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang
dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan
Jawa di abad ke 16 Masehi membuat upacara ini mengalami perubahan
besar, selain doa hindu/budha yang awalnya digunakan diganti ke dalam
doa Islam, sesaji dan persembahan juga menjadi tidak lagi dipergunakan
dalam upacara ini.
Upacara Adat Jawa
Berdasarkan tujuannya, upacara adat Jawa yang satu ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang diantaranya:
Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang digelar pada
hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk memanjatkan
doa panjang umur secara bersama-sama.
Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan untuk
menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual
nyekar atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar pada tanggal
21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau
Nujulul Quran.
Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1 Syawal atau saat
hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah leluhur ke
tempat peristirahatannya.
Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika suatu keluarga
Jawa memiliki hajat atau tujuan, misal ketika hendak berkirim doa pada
arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar setiap
tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga dikenal Upacara Grebeg. Upacara
ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1
Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas). Upacara ini
digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap karunia dan berkah
Tuhan.
3. Upacara Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa yang digelar dalam kurun tujuh hari
sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berdasarkan asal
usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara tersebut berasal dari
istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua perangkat gamelan
sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan gamelan Kyai
Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara Ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan
untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib
buruk, dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara
ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak
berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus
dapat segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Adat Jawa
5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang
sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara
adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, siraman, upacara ngerik,
midodareni, srah-srahan atau peningsetan, nyantri, upacara panggih atau
temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi, ritual kacar kucur
atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul, upacara
sungkeman dan lain sebagainya.
Upacara Adat Jawa
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Adat » Asal Usul » 9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
Administrator
1 Comment
Adat, Asal Usul
Kamis, 27 Agustus 2015
Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di
seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti
selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa
juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti
suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis
tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya.
Upacara Adat Jawa
Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh
kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun
kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai
leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara
adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja
upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Upacara Kenduren
Upacara adat Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara
ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang
dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan
Jawa di abad ke 16 Masehi membuat upacara ini mengalami perubahan
besar, selain doa hindu/budha yang awalnya digunakan diganti ke dalam
doa Islam, sesaji dan persembahan juga menjadi tidak lagi dipergunakan
dalam upacara ini.
Upacara Adat Jawa
Berdasarkan tujuannya, upacara adat Jawa yang satu ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang diantaranya:
Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang digelar pada
hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk memanjatkan
doa panjang umur secara bersama-sama.
Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan untuk
menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual
nyekar atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar pada tanggal
21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau
Nujulul Quran.
Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1 Syawal atau saat
hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah leluhur ke
tempat peristirahatannya.
Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika suatu keluarga
Jawa memiliki hajat atau tujuan, misal ketika hendak berkirim doa pada
arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar setiap
tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga dikenal Upacara Grebeg. Upacara
ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1
Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas). Upacara ini
digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap karunia dan berkah
Tuhan.
3. Upacara Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa yang digelar dalam kurun tujuh hari
sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berdasarkan asal
usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara tersebut berasal dari
istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua perangkat gamelan
sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan gamelan Kyai
Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara Ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan
untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib
buruk, dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara
ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak
berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus
dapat segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Adat Jawa
5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang
sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara
adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, siraman, upacara ngerik,
midodareni, srah-srahan atau peningsetan, nyantri, upacara panggih atau
temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi, ritual kacar kucur
atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul, upacara
sungkeman dan lain sebagainya.
Upacara Adat Jawa
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Adat » Asal Usul » 9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
9 Upacara Adat Jawa Unik + Keterangannya
Administrator
1 Comment
Adat, Asal Usul
Kamis, 27 Agustus 2015
Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di
seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti
selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa
juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti
suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis
tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya.
Upacara Adat Jawa
Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh
kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun
kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai
leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara
adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja
upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Upacara Kenduren
Upacara adat Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara
ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang
dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan
Jawa di abad ke 16 Masehi membuat upacara ini mengalami perubahan
besar, selain doa hindu/budha yang awalnya digunakan diganti ke dalam
doa Islam, sesaji dan persembahan juga menjadi tidak lagi dipergunakan
dalam upacara ini.
Upacara Adat Jawa
Berdasarkan tujuannya, upacara adat Jawa yang satu ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang diantaranya:
Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang digelar pada
hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk memanjatkan
doa panjang umur secara bersama-sama.
Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan untuk
menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual
nyekar atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar pada tanggal
21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau
Nujulul Quran.
Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1 Syawal atau saat
hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah leluhur ke
tempat peristirahatannya.
Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika suatu keluarga
Jawa memiliki hajat atau tujuan, misal ketika hendak berkirim doa pada
arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar setiap
tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga dikenal Upacara Grebeg. Upacara
ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1
Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas). Upacara ini
digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap karunia dan berkah
Tuhan.
3. Upacara Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa yang digelar dalam kurun tujuh hari
sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berdasarkan asal
usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara tersebut berasal dari
istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua perangkat gamelan
sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan gamelan Kyai
Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara Ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan
untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib
buruk, dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara
ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak
berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus
dapat segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Adat Jawa
5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang
sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara
adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, siraman, upacara ngerik,
midodareni, srah-srahan atau peningsetan, nyantri, upacara panggih atau
temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi, ritual kacar kucur
atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul, upacara
sungkeman dan lain sebagainya.
Upacara Adat Jawa
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar